‘DAMPAK
TEKANAN EKONOMI TERHADAP PENDIDIKAN ANAK’

Nama : Anny Angela
NPM :10212992
Kelas
:2EA01
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
Kata
Penghargaan
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur atas kehadiran
Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan
rahmat-Nya selama ini.
Beribu-ribu terimakasih saya ucapkan kepada kedua
orang tua saya yang selalu mendukung saya dalam hal moral, material dan
finansial. Juga memfasilitasi apa yang saya butuhkan dan
selalu menyemangati saya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung
pendidikan dan perkembangan intelektual saya. Dengan segenap dukungan mereka
yang tiada henti maka saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan semaksiamal
mungkin
Terimakasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila saya di kelas 2EA01 yang saya hormati, Bapak DRS. H. DJUMHARDJINIS, MM, Bc.HK yang
memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat menulis Karya Ilmiah dan meneliti
tentang Dampak Tekanan Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak.
Terimakasih untuk adik-adik saya yang selalu
memberikan semangatnya dengan selalu menghibur saya saat saya merasa jenuh.
Tak lupa terimakasih kepada teman-teman saya yang
selalu membantu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dan selalu
mendengarkan keluh kesah saya.
Terima kasih untuk semua yang telah membantu dan
mendukung saya yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Semoga
karya ilmiah yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Anny Angela^^
‘DAMPAK
TEKANAN EKONOMI TERHADAP PENDIDIKAN ANAK’

Nama : Anny Angela
NPM :10212992
Kelas
:2EA01
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
Kata
Penghargaan
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur atas kehadiran
Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan
rahmat-Nya selama ini.
Beribu-ribu terimakasih saya ucapkan kepada kedua
orang tua saya yang selalu mendukung saya dalam hal moral, material dan
finansial. Juga memfasilitasi apa yang saya butuhkan dan
selalu menyemangati saya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung
pendidikan dan perkembangan intelektual saya. Dengan segenap dukungan mereka
yang tiada henti maka saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan semaksiamal
mungkin
Terimakasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila saya di kelas 2EA01 yang saya hormati, Bapak DRS. H. DJUMHARDJINIS, MM, Bc.HK yang
memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat menulis Karya Ilmiah dan meneliti
tentang Dampak Tekanan Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak.
Terimakasih untuk adik-adik saya yang selalu
memberikan semangatnya dengan selalu menghibur saya saat saya merasa jenuh.
Tak lupa terimakasih kepada teman-teman saya yang
selalu membantu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dan selalu
mendengarkan keluh kesah saya.
Terima kasih untuk semua yang telah membantu dan
mendukung saya yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Semoga
karya ilmiah yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Anny Angela^^
‘DAMPAK
TEKANAN EKONOMI TERHADAP PENDIDIKAN ANAK’

Nama : Anny Angela
NPM :10212992
Kelas
:2EA01
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
Kata
Penghargaan
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur atas kehadiran
Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan
rahmat-Nya selama ini.
Beribu-ribu terimakasih saya ucapkan kepada kedua
orang tua saya yang selalu mendukung saya dalam hal moral, material dan
finansial. Juga memfasilitasi apa yang saya butuhkan dan
selalu menyemangati saya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung
pendidikan dan perkembangan intelektual saya. Dengan segenap dukungan mereka
yang tiada henti maka saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan semaksiamal
mungkin
Terimakasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila saya di kelas 2EA01 yang saya hormati, Bapak DRS. H. DJUMHARDJINIS, MM, Bc.HK yang
memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat menulis Karya Ilmiah dan meneliti
tentang Dampak Tekanan Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak.
Terimakasih untuk adik-adik saya yang selalu
memberikan semangatnya dengan selalu menghibur saya saat saya merasa jenuh.
Tak lupa terimakasih kepada teman-teman saya yang
selalu membantu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dan selalu
mendengarkan keluh kesah saya.
Terima kasih untuk semua yang telah membantu dan
mendukung saya yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Semoga
karya ilmiah yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Anny Angela^^
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Penegasan Judul
“Dampak Tekanan Ekonomi
Terhadap Pendidikan Anak”
Biaya pendidikan
merupakan salah satu faktor pendukung
bagi perkembangan kecerdasan anak. Pengaruh biaya pendidikan berkaitan pula dengan masalah ekonomi
keluarga . Dengan ekonomi keluarga yang memadai seseorang lebih berkesempatan
mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik. Mulai dari alat tulis hingga
pemilihan sekolah dan sebaliknya dengan sosial ekonomi yang kurang memadai seseorang
juga kurang mendapatkan fasilitas belajar yang baik dan nutrisi yang baik pula.
Tidak hanya itu , biasanya pihak sekolah (pendidikan) tidak memberi keringanan biaya untuk orang miskin atau berpenghasilan rendah. Jadi orang yang keadaan ekonominya kurang biasanya mendapat tekanan untuk memenuhi semua kebutuhan anak yang semakin hari semakin berat untuk dipenuhi.
Itulah sebabnya biaya pendidikan merupakan faktor bagi perkembangan anak. Pada saat ini , semakin banyak keluarga yang ekonomi rendah makin terlindas. Seharusnya pemerintah harus memikirkan bagaimana cara untuk memberi kesempatan bagi orang miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Tidak hanya itu , biasanya pihak sekolah (pendidikan) tidak memberi keringanan biaya untuk orang miskin atau berpenghasilan rendah. Jadi orang yang keadaan ekonominya kurang biasanya mendapat tekanan untuk memenuhi semua kebutuhan anak yang semakin hari semakin berat untuk dipenuhi.
Itulah sebabnya biaya pendidikan merupakan faktor bagi perkembangan anak. Pada saat ini , semakin banyak keluarga yang ekonomi rendah makin terlindas. Seharusnya pemerintah harus memikirkan bagaimana cara untuk memberi kesempatan bagi orang miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
1.2 Alasan Pemilihan Judul
Judul yang dipilih
langsung mengarahpada masalah yang akan dibahas untuk menarik pembaca secara
langsung dan memudahkan pembaca untuk memahami apa yang dibahas dalam tulisan
ini.
Banyak anak yang masih
berusia sekolah yang harus putus sekolah hanya karena tekanan ekonomi yang
kurang mendukung mereka untuk dapat mengenyam pendidikan. Meski sekarang
pemerintah menetapkan wajib belajar -12 tahun tetap saja masih ada masyarakat
yang tidak mengindahkan kebijakan yang diberikan pleh pemerintah. Orangtua anak
yang kekurangan ekonomi masih banyak yang malah memperkerjakan anak berusia
sekolah untuk bekerja membantu mereka menjadi tulang punggung mereka demi
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lingkungan yang terbentuk karena masalah
ekonomi yang tidak tercukupi turut menjadi faktor yang dapat menjadikan anak
berusia sekolah tidak berkembang seperti anak sekolah lainnya, dari segi
psikologi anak-anak ini juga tentunya terdapat perbedaan cra berpikir mereka
yang mungkin cenderung keras dan didominasi dengan fisik. Anak-anak yang
terpaksa harus bekerja diusia sekolah lazimnya hanya dapat bekerja serabutan
kasar yang menggunakan tena mereka untuk mencari uang. Hal ini juga
mempengaruhi kesejahteraan anak pada usianya.
1.3 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana dampak tekanan ekonomi
terhadap kesejahteraan pendidikan anak?
2.
Melihat bagaimana perkembangan anak yang
menjadi korban tekanan ekonomi.
3.
Melihat dari segi kesehatan anak yang
kekurangan ekonomi.
1.4 Tujuan Penelitian
Dalam tulisan ini tentang “ Dampak
Tekanan Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak“.
Adapun, biaya pendidikan sangat
berkaitan dengan hak anak dalam memperoleh pendidikan.
Selain itu, keadaan ekonomi keluarga juga berpengaruh terhadap proses belajar anak. Proses belajar anak akan terganggu jika fasilitas tidak terpenuhi secara maksimal. Tidak dapat disalahkan bahwa keluarga ekonomi rendah tidak dapat memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan oleh anak. Hal tersebut mempunyai banyak faktor. Dan terkadang anak yang berasal dari keluarga yang berkecukupanpun mempunyai kendala dalam memperoleh pendidikan.
Tulisan ini juga akan membahas dampak keadaan ekonomi keluarga dalam pendidikan anak.
Selain itu, keadaan ekonomi keluarga juga berpengaruh terhadap proses belajar anak. Proses belajar anak akan terganggu jika fasilitas tidak terpenuhi secara maksimal. Tidak dapat disalahkan bahwa keluarga ekonomi rendah tidak dapat memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan oleh anak. Hal tersebut mempunyai banyak faktor. Dan terkadang anak yang berasal dari keluarga yang berkecukupanpun mempunyai kendala dalam memperoleh pendidikan.
Tulisan ini juga akan membahas dampak keadaan ekonomi keluarga dalam pendidikan anak.
1.5 Sistematika
Penulisan
Bab.I
Membahas tentang judul,
alasan pemilihan judul, tujuan research yang di selenggarakan,rumusan masalah dan sistematika penulisan.
Bab
II.
Membahas tentang
analisis landasan teori yaitu berisikan tentang analisis hasil-hasil teori yang
diperoleh, menampilkan anggapan teori research yang diangkat, pernyataan
hipotesis, dan hal-hal yang diharapkan atas teori yang disampaikan.
Bab
III.
Analisis dan penetapan
metode yang digunakan,
Yaitu berisikan tentang
metode yang digunakan untuk mendapatkan bahan penelitian yang dilakukan, seperti
sample dan prosedur sampling, metode prosedur
pengolahan data dan prosedur penganalisian data.
Bab
IV.
Membahas tetntang
uraian singkat tulisan yang diangkat yang dilengkapi dengan penyajian grafik.
Bab
V.
Merupakan bab yang
membahas tentang analisa data yang menggunkan analisa kualitatif.
Bab
VI.
Mengungkap secara
singkat masalah yang diangkat, menyatakan kembali metode yang digunakan,
mengungkapkan kembali masalah yang digarap dan pernyataan saran dan rekomendasi
penulis terhadap maslah yang dikemukakan.
.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
HAK
AZASI MANUSIA
Beberapa definisi
tentang Hak Azasi Manusia
Menurut
Prof. Darji Darmodiharjo,S.H, mengatakan :
Hak-hak azasi manusia
adalah hak-hak pokok yang dibawa manusia
sejak lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak azasi itu menjadi
dasar dari hak dan kewajiban yang lain.
Terjemahan dari Unesco
Courier, Januari 1968, hanya memberikan rumusan tentang hak azasi manusia dan
bulan difinisi yang menyatakan bahwa hak (azasi) manusia itu merupakan
tuntutan-tuntutan yang berakar dalam kodrat manusia sendiri supaya ia dapat
bertindak tanpa paksaan dari luar berdasarkan suatu pilihan bebas dari
tanggungjawab bebas pula. Yang dipandang sebagai prinsip ialah bahwa tanpa
hak-hak itu tidak dapat sebagai makhluk-makhluk yang berbakatkan intelek dan
kemauan.
Seperti kita ketahui,
hak-hak azasi manusia ada kewajiban-kewajiban azasi dalam kehidupan
bermasyarakat kita. Memenuhi kewajiban terlebih dahulu, baru kemudian menutut
hak.
Dalam masyarakat yang
individualis, ada kecenderungan pelaksanaan atau tuntutan pelaksanaan hak-hak
azasi itu agak berlebihan. Hak azasi tidak dapat dituntut pelaksanaanya secara
mutlak, karena penututan pelaksanaan hak azasi secra mutlsk berarti melanggar
hak-hak azsai yang sama dengan orang lain.
·
Hak
Anak Yang Tercantum Dalam Hak Asasi Manusia
HAK
ANAK
Pasal
52
(1) Setiap
anak berhak atas perlindungan oleh orangtua, keluarga, masyarakat dan negara.
(2) Hak
anak adlah jak asazi manusia dan kepentingannya hak anak itu diakui dana
dilindungi oleh hukum oleh hukum bahkan sejak kandungannya.
Pasal
53
(1) Setiap
anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup mempertahankan hidup dan
meningkatan taraf kehidupannya.
(2) Setiap
anak sejak kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status kewarganegaraan.
Pasal
54
Setiap
anak yag cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan,pendidikan,
pelatihan dan bantuan khusus atau biaya negara untuk menjamin kehidupannya seauai
dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, kemapuan
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pasal
55
Setiap
anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai
dengan intelektualitas dan usianya dibawah dibawh bimbingan orangtua dan atau
wali.
Pasal
56
(1) Setiap
anak berhak mengetahui siapa orangtuanya, dibesarkian dan diasuh oleh
orangtuanya sendiri.
(2) Dalam
hal orangtua anak tidak mampu membesarkan dan memelihara anaknya dengan baik
dan sesuai dengan undng-undang ini, maka anak tersebut boleh diasuh atau
diangkat sebagai anak oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal
57
(1) Setiap
anak berhak dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, dan dibimbing
kehidupannya oleh orangtua atau walinya sampai dewasa asesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
(2) Setiap
anak berhak mendapatkan orangtua angkat atau wali berdasarkan keputusan
pengadilan apabila kedua orangtua telah meninggal dunia atau karena sebab yang
salah tidak dapat menjalankan kewajibannya sebgai orangtua.
(3) Orang
tua angkat ata wali sebagaimana dimaksudkan dlam ayat (2) harus menjalankan kewajiban
sebagaimana orangtua yang sesungguhnya.
Pasal
58
(1) Setiap
anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekrasan
fisik dan mental pelanrtaran buruk, dan pelecehan seksual selama dalam
pengasuhan orangtua atau walinya atau pihak lain manapun yang bertanggungjawab
atas pengasuhan anak tersebut.
(2) Dalam
hal orangtua, wali, atau pengasuh anak melakukan segala bentuk penganuiyayaan
fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk dan pelecehan seksual termasuk
pemerkosaan dan atau pembunuhan terhadap anak yang seharusnya dilindungi maka
harus dikenakan pemberatan hukum.
Pasal
59
(1) Setiap
anak behak untuk tidak dipisahkan dari orangtuanya secara bertentangan debgan
kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alasan dan pemisahan itu adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak.
(2) Dalam
keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hak anak untuk tetap bertemu
langsung dan berhubungan pribadi secra tetap dengan orangtuanya tetap dijamin
oleh undang-undang.
Pasal
60
(1) Setiap
anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya.
(2) Setiap
anak berhak mencari, meneria, dan memberikan informasi sesuai dengan
intelektualitas dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai dengan
nilai-nilai kesusilaan dan persatuan,
Pasal
61
Setiap
anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak sebaya, bermain,
berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat
kecerdasannyademi pengembangan dirinya.
Pasal
62
Setiap
anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara
layak, sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental spiritualnya.
Pasal
63
Setiap
anak berhak untuk tidak dilibatka di dalam peperangan, sengketa, kerusuhan
sosial dan peristiwa lain yang mengandung unsur kekerasan.
Pasal
64
Setiap
anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan
pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dpat menggangu pendidikan,
keshatan fisik, moral, kehidupan sosial dan mental spiritualnya.
Pasal
65
Setiap
anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan ekslpoitasi pelecehan
seksual, penculikan, perdagangan anak serta dari berbagai bentuk penyalahgunaan
narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya.
Pasal
66
(1) Setiap
anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiyayaan, penyiksaan atau
penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
(2) Hukuman
mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhi untuk tindakan pidana yang
masih anak.
(3) Setiap
anak berhak untuk tidak dirampas
kebebasannya secara melawan hukum.
(4) Penangkapan,
penahanan atau pdana penjara anak hanya boleh dilakukan sesuai dengan hukum
yang berlaku dan hanya dapat dilaksanakan sebgai upaya akhir.
(5) Setiap
anak yang dirampas kebebasannya berhak mendapatkan perlakuan secra manusiawi
dan dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi sesuai dengan usianya
dan harus dipisahkan dari orang dewasa kecuali demi kepentingannya,
(6) Setiap
anak yang dirampas kebebasannya berhak memperoleh bantuan hukum atau bantuan
lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku.
(7) Setiap
anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk membela diri sdan
memperolehkeadilan didepan Pengadilan Anak yang objektif dan tidak memihak dalm
sidang yang tertutup untuk umum.
Hak
Atas Kesejahteraan
Pasal
36
(1) Setiap
orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan oranglain
demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa dan
msyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum.
(2) Tidak
seorangpun boleh dirampas miliknya dengan sewenang-wenang dan secara melawan
hukum.
(3) Hak
milik mempunyai fungsi sosial.
Pasal
37
(1) Pencabutan
hak milik atas benda demi kepentingan umum hanya diperbolehkan dengan mengganti
kerugian yang wajar dan segera serta pelaksanaanya sesuaui dengan ketentuaan
peraturan perundang-undangan.
(2) Apabila
sesuatu benda berdasarkan ketetntuan hukum demi kepentingan umumu harus
dimusnahkan atau tidak diberdayakan baik untuk selamanya maupun untuk sementara
waktu maka hal itu dilakukan dengan dengan menggangi kerugian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan kecuali ditentukan lain.
Pasal
38
(1) Setiap
warga negara, sesuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan berhak atas
pekerjaan yang layak.
(2) Setap
orang berhak dan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas
syarat-syarat ketenagakerjaan yang adil.
(3) Setiap
orang, pria maupun wanita yang melakuka pekerjaan yang sama, sebanding serta serupa, berhak atas
upah serta syarat-syarat perjanjian
kerja yang sama.
(4) Setiap
orang, baik pria maupun wanin dalam
melakukan pekerjaaan yang sepadan dengan martabat kemanusiaannya berhak atas
upah yang adil sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan
kehidupan keluarganya.
Pasal
39
Setiap
orang berhak untuk mendirikan serikat pekerja dan tidak boleh dihambat untuk
menjadi angggotanya demi melindungi dan memperjuangkan kepentingannya serta
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal
40
Setiap
orang berhak untuk bertempat tinggal dan
berkehidupan yang layak.
Pasal
41
(1) Setiap
warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk hidup layak serta
untuk pengembangan pribadinya secara utuh.
(2) Setiap
penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak berhak
memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.
Pasal
42
Setiap
warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan cacat mental berhak
memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya
negra, untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.1
Analisis Hasil-Hasil
Seperti yang telah kita ketahui pada landasan teori
diatas, disebutkan pada
Pasal
60
(1) Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat
dan tingkat kecerdasannya.
Pada pasal 60 ayat 1 jelas dikatakan
bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan, semestinya meskipun seorang
anak terlahir dikeluarga yang memiliki tekanan ekonomi atau kurang mampu
seharusnya anak tersebut dapat mendapatkan haknya secara penuh dlam memperoleh
pendidikan untuk meningkatkan intelektualnya demi meningkatkan taraf hidupnya
dimasa depan.
2.2 Penampilan Anggapan
Biaya pendidikan
merupakan faktor yang memberikan
pengaruh bagi prasarana anak untuk memperoleh pendidikan . Secara ideal
perkembangan anak akan optimal apabila mereka bersama keluarganya yang
berkecukupan , sehingga kebutuhan yang diperlukan terhadap pendidikan yang
cukup.Dalam kenyataan kehidupan sehari –sehari tidak semua keluarga dapat
memenuhi gambaran yang ideal tersebut.
Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak misalnya keluarga yang perekonomiannya cukup menyebabkan lingkungan materiil yang yang dihadapi oleh anak didalam keluarga lebih luas, sehingga ia mempunyai kesempatan lebih luas untuk memperoleh macam-macam kecakapan yang dalam memperblemnya dibutuhkan alat misalnya seseorang yang berbakat seni musik tidak dapat mengembangkan bakatnya kalau tidak ada alat musiknya. Tidak dipungkiri bahwa di negara ini pendidikan haruslah punya biaya, sementara di kehidupan nyata negara kita ini masih banyak masyarakat yang mengalami tekanan ekonomi, bukan hanya untuk membiayai pendidikan saja, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam satu keluargapun masih banyak yang masih tidak tetap.
Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak misalnya keluarga yang perekonomiannya cukup menyebabkan lingkungan materiil yang yang dihadapi oleh anak didalam keluarga lebih luas, sehingga ia mempunyai kesempatan lebih luas untuk memperoleh macam-macam kecakapan yang dalam memperblemnya dibutuhkan alat misalnya seseorang yang berbakat seni musik tidak dapat mengembangkan bakatnya kalau tidak ada alat musiknya. Tidak dipungkiri bahwa di negara ini pendidikan haruslah punya biaya, sementara di kehidupan nyata negara kita ini masih banyak masyarakat yang mengalami tekanan ekonomi, bukan hanya untuk membiayai pendidikan saja, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam satu keluargapun masih banyak yang masih tidak tetap.
2.3 Pernyataan Hipotesis
Komersialisasi lembaga
pendidikan yang berdampak pada tingginya biaya pendidikan, membuat warga miskin
tidak lagi bisa menjangkau seperti uang gedung, laboratorium, uang seragam dan
biaya – biaya lainnya yang tidak realistis. Sementara birokrat pendidikan dan
guru – guru mumpunyai kcenderungan hanya berorientasi mengejar karir hingga
pekerjaan mulai yang diembankan sebatas melaksanakan tugas harian semata. Yang
berakibat keberpihakan pada kualitas output siswa menjadi lemah dan terabaikan.
Apabila praktik – praktik pungutan yang ada disekolah – sekolah dibiarkan dan tidak ditertibkan, maka akan bertambah banyak anak – anak yang tidak bersekolah karena tidak mampu menjangkau biaya sekolah yang tinggi. Dan hanya anak – anak orang kaya saja yang akan memperoleh pendidikan dari tingkat bawah sampai tingkat yang tinggi. Akibat dari itu semua, negeri ini akan dihuni golongan kaya dan terdidik yang akan membentuk kelas tersendiri dalam masyarakat. Di lain pihak akan terdapat keluarga miskin dan tidak terdidik yang merupakan golongan terbesar dinegeri ini, yang akan menjadikan kesenjangan sosial
Apabila praktik – praktik pungutan yang ada disekolah – sekolah dibiarkan dan tidak ditertibkan, maka akan bertambah banyak anak – anak yang tidak bersekolah karena tidak mampu menjangkau biaya sekolah yang tinggi. Dan hanya anak – anak orang kaya saja yang akan memperoleh pendidikan dari tingkat bawah sampai tingkat yang tinggi. Akibat dari itu semua, negeri ini akan dihuni golongan kaya dan terdidik yang akan membentuk kelas tersendiri dalam masyarakat. Di lain pihak akan terdapat keluarga miskin dan tidak terdidik yang merupakan golongan terbesar dinegeri ini, yang akan menjadikan kesenjangan sosial
Masih banyak anak yang
harus putus sekolah hanya karena orangtuanya tidak lagi mampu untuk membiayai
pendidikan anaknya. Terlebih anak yang putus sekolah tersebut harus ikut
menjadi tulang punggung keluarganya seperti ikut bekerja kasar yang lebih
memakai tenaga fisik ketimbang intelektualnya. Hal ini tentu saja menjadi
kendala untuk seorang anak mencapai kesejahteraannya karena diusia mereka yang
harus masih memperoleh pendidikan yang cukup tetapi malah harus bekerja demi
membantu orangtuanya memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2.4
Hal-hal yang Diharapkan
Seharusnya pemerintah
lebih mememntingkan kebijakan dan subsidi pendidikan demi meninhkatkan taraf
pendidikan warga negara Indonesia ini yang nantinya pun akan menjadi penerus
kejayaan bangsa ini. Buat program-progam pendidikan yang tidak memakan biaya
banyak, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di kalangan masyarakat
menengah kebawah. Lebih memperhatikan sekolah-sekolah di daerah-daerah
terpencil yang penduduknya masih kekurangan biaya dan terolong miskin. Dengan upaya-upaya dan kesadaran kita semua akan
pentingnya pendidikan diharapkan semua anak-anak usia sekolah dapat sejahtera
untuk menerima hak nya memperoleh pendidikan yang cukup demi kelangsungan
perkembangan dan kehidupannya dimasa depan.
BAB III
ANALISIS DAN METODE YANG DIGUNAKAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui
gambaran tingkat pendidikan anak petani, buruh dan pekerja serabutan, cara
orang tua mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan anaknya,
mengetahui besarnya anak keluarga petani/buruh bangunan yang putus sekolah
akibat krisis ekon, mengetahui tanggapan anak terhadap dampak krisis ekonomi
pada pendidikaomi, mengetahui tanggapan orang tua terhadap gejala putus sekolah
bagi anak-anaknyan mereka.
Penelitan ini menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif Populasinya adalah Kepala Keluarga Petani, buruh dan
pekerja serabutan. sampel responden ditetapkan sebanyak 8 orang kepala keluarga
petani 7 orang kepala keluarga buruh dan 5 orang kepala keluarga pekerja
serabutan. Terdapat 25 orang anak
petani, 14 orang anak buruh dan 8 orang anak pekerja serabutan.
Data yang dikumpulkan angket dan
pengamatan non-partisipatif, teknik analisis data dilakukan secara deskriptif
dengan menggunakan Pendidikan anak petani, buruh dan pekerja serabutan dengan frekuensi berturut-turut sedang
sekolah di SD, SMP, menyusul sedang sekolah di SMA, ini menunjukkan adanya
kesadaran dari pihak orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anaknya, akan
tetapi ada kecenderungan orang tua lebih mengutamakan pendidikan anak
pertamanya dibanding dengan anak kedua dan seterusnya. Bagi orang tua telah
berusaha
untuk mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan anaknya dengan
mencari pekerjaan diluar pertanian dan buruh bangunan melaului berdagang kecil-kecilan, mencari
kayu dihutan untuk dijual dan mendesak
anak untuk bersekolah sambil bekerja. Besarnya anak putus sekolah sebanyak
31,91% masing-masing 10.63% di SD 14,8% di SMP, dan 6.3%% di SMA. Sedangkan
menurut versi orang tua menyatakan bahwa sebanyak 22.53% anak pertama putus
sekolah, 20,9% anak kedua, 12.67% anak ketiga, 15% anak keempat, 13,67% anak
kelima. Tanggapan orang tua terhadap
adanya anak yang mau berhenti sekolah adalah dengan menasehati untuk tetap
sekolah, dan keinginan anak, tetapi mereka sebelumnya tidak terlebih dahulu
berkonsultasi dengan gurunya. Umumnya anak berhenti sekolah/tidak melanjutkan
ke jenjang pendidikan lebih tinggi disebabkan karena krisis ekonomi, ditandai
dengan sering adanya keluhan anak karena biaya pendidikan terlalu tinggi.
Tanggapan anak tentang keadaan keuangan (SPP, transportasi, buku, jajan,
pakaian) akibat krisis ekonomi 52,63% menyatakan mengalami kekurangan, maka
cara mengatasinya adalah dengan menyatakan mencari pekerjaan sambil sekolah,
menyampaikan keinginan untuk berhenti sekolah kepada orang tua, membantu orang
tua bekerja dan mendesak orang tua untuk berutang. Ada 36,84% anak sekolah
sambil bekerja, dengan jenis pekerjaan mengamen, pedagang asongan/menjual kue,
mengambil kayu di hutan, sopir/ojek dan buruh bangunan. Perlu adanya bantuan
beasiswa dari Pemerintah Daerah kepada anak yang kurang mampu tampa
mempertimbangkan aspek prestasi belajar siswa di sekolah, khsusnya dalam upaya
pengembangan SDM sebagai pendukung pengembangan otonomi daerah. Perlu ditinjau
kembali muatan lokal yang disajikan di sekolah selama ini, yang hanya
diorientasikan pada pengajaran bahasa daerah, dengan memasukkan unsur lokal
lainnya kepada setiap mata pelajaran yang berorientasi kepada pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) sehingga siswa tidak merasa asing dengan apa yang
dipelajarinya, termasuk keterampilan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa seperti
pertanian dan pertukangan. (Pengaruh Tekanan Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak
Di Kecamatan Jonggol-Bogor, 2013).
Adapun hasil quisioner
yang disebar kepada 20 orang kepala keluarga petani, buruh dan pekerja
serabutan adalah sebagai berikut :
Tabel
1.1 Quisioner
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah
penghasilan anda cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
|
14
|
6
|
2
|
Apakah
penghasilan anda mencukupi biaya pendidikan anak-anak anda sampai kejenjang
SMA bahkan perguruan tinggi?
|
13
|
7
|
3
|
Apakah
biaya pendidikan cukup mahal sehingga anada tidak mampu menyekolahkan anak
anda kejenjang perguruan tinggi?
|
20
|
0
|
4
|
Apakah
anda lebih memilih anak anda bekerja untuk membantu perekenomian keluarga
meskipun mereka masih harus bersekolah?
|
11
|
9
|
5
|
Apakah
anda akan melakukan banyak usaha untuk anak anda dapat bersekolah kejenjang
SMA bahkan perguruan tingi?
|
15
|
5
|
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
4.1
Uraian Singkat
Penelitan ini
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif Populasinya adalah seluruh Kepala
Keluarga Petani, sampel responden ditetapkan sebanyak 20 orang kepala keluarga
petani dan 47 anak petani yang masih usia sekolah dasar sampai sekoalh menengah
atas. Data yang dikumpulkan angket, wawancara, dan pengamatan non-partisipatif,
teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan Pendidikan
anak petani dengan frekuensi berturut-turut sedang sekolah di SD, SMP, menyusul
sedang sekolah di SMA, ini menunjukkan adanya kesadaran dari pihak orang tua
akan pentingnya pendidikan bagi anaknya, akan tetapi ada kecenderungan orang
tua lebih mengutamakan pendidikan anak pertamanya dibanding dengan anak kedua
dan seterusnya.
4.2
Penyajian Diagram
Grafik
1.1
Keterangan :
·
Bagian yang berwarna biru menggambarkan
anak yang hanya dapat bersekolah sampai
jenjang Sekolah Dasar mencangkup 50 % dari 47 anak.
·
Bagian yang berwarna merah menggambarkan anak yang hanya
dapat bersekolah sampai jenjang Sekolah Menengah Pertama mencangkup 30 % dari
47 anak.
·
Bagian yang berwarna hijau menggambarkan
anak yang dapat bersekolah sampai ke
jenjang Sekolah Menengah Atas mencangkup 20 % dari 47 anak.
BAB
V
ANALISIS
DATA
Menggunakan analisis kualitatif
Dari data yang diperoleh secara kuantitatif diatas
dengan menggunakan sampel penelitian tersebut,
dapat diketahui bahwa tekanan ekonomi yang melanda penduduk kurang mampu
seperti keluarga petani, buruh, buruh bangunan, pedagang asongan dan buruh
serabutan dapat disimpulkan bahwa keluarga yang dikategorikan menengah kebawah
tidak dapat mensekolahkan anaknya ke pendidikan yang lebih tinggi, bahkan
50%nya hanya sampai menempuh pendidikan Sekolah dasar. Maka dari itu penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengaruh tekanan ekonomi keluarga dapat menjadikendala anak
untuk memperoleh pendidikan dan kesejahteraan anak dalam mengembangkan
intelektualnya disekolah.
Jika
anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi,
sehingga kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak akan terganggu. Akibat
yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan
teman – temannya yang lain. Hal ini pasti mengganggu belajar anak Bahkan
mungkin anak harus membantu orang tuanya mencari nafkah walaupun sebenarnya
anak belum saatnya bekerja. Hal yang seperti ini juga akan mengganggu belajar
anak walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba
kekurangan dan selalu menderita.
BAB
VI
KESIMPULAN
DAN SARAN-SARAN
6.1 Ungkapan Kembali Secra Singkat
Tentang Masalah
Keadaan
ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar
selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan
kesehatan dan lainnya. Juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang
belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku – buku dan lain -
lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga tersebut
berkecukupan dan mempunyai banyak uang.
Jika
anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi,
sehingga kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak akan terganggu. Akibat
yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan
teman – temannya yang lain. Hal ini pasti mengganggu belajar anak Bahkan
mungkin anak harus membantu orang tuanya mencari nafkah walaupun sebenarnya
anak belum saatnya bekerja. Hal yang seperti ini juga akan mengganggu belajar
anak walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba
kekurangan dan selalu menderita.
Tekanan ekonomi yang menjadi beban dalam kehidupan sebagian masyarakat menjadi faktor yang sangat perlu dipertimbangkan dalam mensejahterakan anak dalam hal pendidikan, karena untuk memperoleh pendidikan sampai jenjang yang tingggi, mulai dari SMU sampai keperguruan tinggi sangatlah dibutuhkan banyak biaya. Tentu saja ini adalah suatu kendala untuk anak yang lahir dikeluarga yang berekonomi rendah. Anak yang menjadi korban dampak tekanan ekonomi ini menjadi sulit untuk memperoleh pendidikan tinggi dan fasilitas yang lengkap untuk meningkatkan perkembangan intelektualnya disekolah dan memperoleh banyak informasi pendidikan demi menunjang bekal ilmu pengetahuannya dimasa yang akan datang.
Tekanan ekonomi yang menjadi beban dalam kehidupan sebagian masyarakat menjadi faktor yang sangat perlu dipertimbangkan dalam mensejahterakan anak dalam hal pendidikan, karena untuk memperoleh pendidikan sampai jenjang yang tingggi, mulai dari SMU sampai keperguruan tinggi sangatlah dibutuhkan banyak biaya. Tentu saja ini adalah suatu kendala untuk anak yang lahir dikeluarga yang berekonomi rendah. Anak yang menjadi korban dampak tekanan ekonomi ini menjadi sulit untuk memperoleh pendidikan tinggi dan fasilitas yang lengkap untuk meningkatkan perkembangan intelektualnya disekolah dan memperoleh banyak informasi pendidikan demi menunjang bekal ilmu pengetahuannya dimasa yang akan datang.
6.2
Nyatakan Kembali Metode Yang Digunakan
Metode prosedur dan
penganalisaan data yang digunakan adalah metodedeskriptif kuantitatif dan dianalisa dengan menggunakan
metode analisis kualitatif yang mengemukakan tentang kejadian dan fakta fakta
yang terjadi dimasyarakat tentang pengaruh tekanan ekonomi terhadap pendidikan
anak.
6.3
Ungkapan Kembali Pengangkatan Masalah
Masalah yang diangkat
adalah Dampak Tekanan Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak, baiya pendidikan yang
tinggi menjadi kendala bagi anak yang hidup dikeluarga yang ekonominya
tergolong rendah.
6.4
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
1.
Saat ini masih ada dibeberapa sekolah
masih melakukan pungutan – pungutan yang mungkin kurang realistis misalnya uang
gedung, laboratorium, sarana prasarana serta biaya yang lainnya yang makin lama
makin memberatkan warga kurang mampu. Apabila praktik – praktik pungutan yang
ada disekolah – sekolah dibiarkan dan tidak ditertibkan, maka akan bertambah
banyak anak – anak yang tidak bersekolah karena tidak mampu menjangkau biaya
sekolah yang tinggi. Dan hanya anak – anak orang kaya saja yang akan memperoleh
pendidikan dari tingkat bawah sampai tingkat yang tinggi.
2.
Anak yang hidup dikeluarga ekonomi
rendah terpaksa harus putus sekolah untuk meringankan beban orangtuanya dengan
membantu dengan ikut bekerja sebagai buruh, serabutan, bertani, ojek dan
pekerjaan lainnya yang membutuhkan tenaga fisik.
3.
Masih tingginya biaya pendidikan untuk
kejenjang perguruan tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi
Swasta.
4.
Masih kurangnya kesadaran dari orangtua
akan pentingnya pendidikan anak.
5.
Masih tingginya angka anak putus sekolah
di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama.
Saran :
1.
Perlu adanya bantuan beasiswa dari
Pemerintah Daerah kepada anak yang kurang mampu tampa mempertimbangkan aspek
prestasi belajar siswa di sekolah, khsusnya dalam upaya pengembangan SDM
sebagai pendukung pengembangan otonomi daerah.
2.
Perlu ditinjau kembali muatan lokal yang
disajikan di sekolah selama ini, yang hanya diorientasikan pada pengajaran
bahasa daerah, dengan memasukkan unsur lokal lainnya kepada setiap mata
pelajaran yang berorientasi kepada pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
sehingga siswa tidak merasa asing dengan apa yang dipelajarinya, termasuk
keterampilan yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari siswa seperti pertanian dan pertukangan.
3.
Banyak diadakan penyuluhan atau iklan
masyarakat yang memberitahukan bahwa pendidikan anak adalah sangat penting bagi
kesejahteraan hidup mereka kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Djumharjinis,
2012, Pendidikan Pncasila, Demokrasi dan Hak Azasi Manusia (Suplemen Materi
Perkuliahan) Widya, Jakarta.
2.
Dirjen
Dikti. 2002, Kapito Selekta (Untuk Mahasiswa) I & II, Jakarta.
3.
H.
Kaelan. M5 2008, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
4.
Muchji.
H. Achmad, Etail, 2007, Pendidikan Pancasila, Gunadarma.
5.
Indonesiatera,
2011, UUD 1945 dan Perubahannya + Struktur Ketatanegaraan, Yogyakarta.
6.
Latif,
Yudi, 2010, Negara Paripurwa, Historis, Rationalitas dan Aktualitas Pancasila,
Gramedia, Jakarta.
8. Sumber
Lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar